Sing Sing meninggalkan rasa hangat yang cukup lama dalam hati saya. Kesan yang mendalam itu singgah berkat kepiawaian Greg Kwedar menulis dan mengarahkan cerita yang penuh cinta dari balik jeruji besi...
Love in the Big City menghadirkan Kim Go-eun dan Noh Sang-hyun, duo yang tak pernah disangka ternyata saya butuhkan. Mereka memiliki chemistry terbaik dalam menceritakan persahabatan dan cinta yang me...
The Lion King, ketika dulu versi animasi dirilis pada 1994 dan selalu ditayangkan ulang berkali-kali di televisi, adalah film yang bisa menguras emosi bahkan air mata. Namun itu yang tak saya rasakan ...
Jika ini sungguh ujung dari saga legendaris Tom Cruise, maka Mission: Impossible – The Final Reckoning mengakhirinya dengan sebuah perjalanan megah yang mendebarkan. The Final Reckoning juga mem...
Ballerina ternyata bukan spin-off yang dibuat hanya untuk mengeruk cuan dari fan setia saga John Wick. Film ini membuktikan diri sebagai suguhan laga yang begitu menghibur dan sangat bersinar, bahkan ...
Final Destination: Bloodlines masih menjadi film menyenangkan untuk disaksikan dari waralaba Final Destination yang telah berlangsung sejak 2000 tersebut. Hadir kembali setelah 14 tahun dari film tera...
Di balik judulnya yang bikin alis saya terangkat sebelah, secara mengejutkan saya menikmati cerita Gowok Kamasutra Jawa. Hanung Bramantyo ternyata memberikan lebih dari sekadar film dengan judul sanga...
Saya tak mau bertele-tele, Pembantaian Dukun Santet membuat saya kecewa setidaknya pada dua aspek, yakni penuturan dan penggarapan cerita, serta konteks soal latar budaya di dalamnya. Terkait aspek pe...
Lilo & Stitch menjadi film remake live-action Disney pertama yang akhirnya membuat saya cukup puas sejak menonton Cruella (2021). Memang Lilo & Stitch (2025) tidak lebih baik dari Cruella (202...
Salah satu keunggulan animasi adalah kemampuan meruntuhkan batasan penceritaan. Sebuah medium yang membuka diri pada kebebasan tanpa terikat oleh aturan. Ketika live action memotret realita suatu p...